24 Januari 2008

Andai kutau......

Andai ku tau itu adalah jumatnya yang terakhir ,yang takkan aku temui lagi jumat jumat yang laen bersamanya,pasti aku akan menggandeng tangannya saat pergi ke mesjid menunaikan sholat jumat


Andai kutau itu adalah khutbahnya yang terakhir,yang takkan aku dengar lagi kutbah2nya yang lain setelah itu,pasti aku akan menatapnya detik demi detik saat dia menaiki mimbar,pasti aku akan mendengarkan semua isi khutbah yang ia sampaikan kata demi kata, merekamnya,kemudian menyimpannya dalam memoryku


Andai kutau itu adalah sorenya yang terakhir,yang takkan aku temui lagi sore2 yang laen bersamanya,pasti aku akan lebih memilih menemaninya bermaen bersama cucunya yang terakhir,anak abang aku yang belum genap satu tahun ,yang belum bisa ngomong walau hanya untuk memanggilnya kakek.andai ku tahu pasti aku lebih memilih menemaninya ketimbang bermain bola bersama teman2ku


Andai kutau itu adalah malamnya yang terakhir,yang takkan aku temui lagi malam2 yang laen bersamanya,pasti aku akan memilih ngobrol berdua bersamanya hingga menjelang subuh,suatu rutinitas yang sering banget kami lakuin,mendengarkan kisah2 perjuangan hidupnya yang dimana bila dia bercerita aku seakan ikut terbawa ke dalamnya dan menapaktilas perjalanan hidupnya.Andai ku tahu,pasti aku akan lebih memilih menemaninya ketimbang nongkrong2 ga jelas dipinggir jalan bareng teman2ku


Andai kutau itu adalah paginya yang terakhir,yang takkan aku temui lagi pagi2 yang lain bersamanya,pasti aku akan lebih memilih mendengarkannya membacakan ayat2 alquran yang entah berapa puluh ato bahkan ratusan kali dia khatamkan.Andai kutahu,pasti aku lebih memilih mendengar kannya ketimbang tidur pagi menuruti rasa kantukku…


Andai kutau itu adalah siangnya yang terakhir,yang takkan aku temui lagi siang2 yang laen bersamanya…….

Ah…….Andai kutau……..

Andai kutau itu adalah tatapan matanya yang terakhir…..

“di’…..titip orang rumah ya.bapak mo pergi ngaji dulu….”

begitu singkat,begitu simple….

Andai ku tahu itu adalah pamitannya yang terakhir…………………



Pikiranku sudah melayang entah kemana saat aku molai membuka pintu ruangan rumah sakit itu.Pandanganku molai kabur setelah melihat tubuh yang kekar itu terbujur diatas pembaringannya.Langkahku molai gontai saat aku mendekatinya…


Aku kecup keningnya….

Ah…..begitu dingin….

Sangat dingin…..

teramat sangat dingin…..

Ku tatap wajahnya dalam2.....

begitu tenang…

begitu damai….

“ah…dia Cuma tertidur....”aku terus dan terus mencoba meyakinkan diriku bahwa dia hanya sedang tertidur saja .air mata molai meleleh dari kelopak mataku.Semakin aku mencoba meyakinkan diriku kalo dia hanya sedang tertidur,semakin deras pula air mataku mengalir...….


Aku molai terkulai lemas,kusandarkan tubuhku disudut ruangan itu,lalu aku molai mencubit pipiku

Ah….ini bukan hanya sekedar mimpi.....

Lalu aku menampar pipiku,dan aku semakin yakin kalo ini bukan hanya sekedar mimpi.Dan Aku molai menangis sesenggukan ga tentu arah,aku molai merengek kayak anak kecil yang kehilangan mainannya……


Sore itu terasa begitu gelap,begitu pekat.Aku ga ingat lagi entah berapa orang yang berusaha menghiburku,entah siapa saja yang berusaha memelukku,menenangkan aku.Aku terlalu sibuk dengan tangisku.Aku ga ingat entah berapa kali aku tak sadarkan diri……


Tatapanku kosong,pikiranku hampa saat aku memandikannya,menyolatinya dan memakamkannya……..


Aku tau,bahkan sudah hapal diluar kepala,bahwa maut bisa datang kapan saja.Aku tau itu,tapi ga harus secepat ini khan??

Ya,terlalu cepat….disaat aku merasa belum pernah sedikitpun membahagiakannya,atau bahkan hanya untuk membuatnya sedikit tersenyum......


Aku lirik ibuku yang berada disampingku, yang tengah sibuk melayani tamu2 yang datang,tak kulihat lagi air mata mengalir dipipinya,tapi aku melihat badannya terus gemetaran,mulutnya tak pernah berhenti menyebutkan semua kebaikan2 bapakku semasa dia masih hidup kepada setiap tamu yang datang.ga jarang cerita yang sama dia ulang berkali kali.


Aku molai merapatkan tubuhku,aku dekap ibuku erat2....

Ah….sudah begitu rentanya dia,badannya sudah sangat lemah.garis2 perjuangan hidupnya terlihat jelas diwajahnya.tak dapat kubayangkan betapa berat beban hidup yang bakal ia tanggung molai sekarang…sendirian……

Airmataku kembali mengalir deras membasahi kerudungnya.

Ah……terlalu lama aku menyia nyiakannya.betapa durhakanya aku.entah kapan aku bisa membahagiakannya,ato paling tidak mencoba membuatnya sedikit tersenyum…


by:warsidi

1 komentar:

Chibihimawari mengatakan...

boleh juga nih tulisannya...
ngalir...